Report : Release Party Tealinux OS 5.0






Selasa, 9 April 2013 jam 08.00 WIB, Dinus Open Source Community (DOSCOM) membuka acara Release Party TealinuxOS 5.0 dengan codename Kukicha Tea. Filosofinya "Kukicha" termasuk jenis teh Camellia Sinesis yang unik, karena bukan daunnya yang di konsumsi namun teh yang diambil dari batang, tangkai, dan ranting.

Semenjak awal Februari 2013 tim developer dari DOSCOM memulai menganalisa dan merancang bagaimana versi 5.0 ini. Wildanil Ghozil, Project Manager Tealinux OS 5.0 mengatakan versi ini adalah versi yang  unik dibandingkan versi sebelumnya.

Setelah satu bulan rilislah Alfa, teman-teman komunitas Doscom wajib menginstall Alfa dengan tujuan testing dan menemukan bug-bug sebelum Beta. Setelah 3 minggu penyebaran Alfa dan sudah melakukan beberapa perbaikan pada aplikasi dan tampilannya, rilislah Beta pada tanggal 21 Maret 2013. Setelah itu dilakukan penyempurnaan hingga rilis TealinuxOS 5.0 "Kukicha Tea".
Apa yang baru?
"Yang paling baru di "Kukicha Tea" adalah IDE installer untuk mempermudah programmer menginstal IDE yang mereka butuhkan. 9 IDE telah di persiapkan dan include dalam DVD master sehingga instalasi tidak membutuhkan koneksi internet dan lebih cepat. Ada lagi Tea Linux Software Center yang mempermudah instalasi apapun software yang dibutuhkan. Software Center ini merujuk kepada source list yang membutuhkan koneksi internet"
"Untuk saat ini tersedia yang 32 bit, setelah ini kita akan persiapkan TealinuxOS 5.0 yang 64 bit", sahut Wildanil.

Acara Release Party dimulai dengan pembukaan dari ketua panitia Fatkhurul Dewi Khotimah yang menyampaikan bahwa Release Party kali ini membawa konsep yang lebih ramai. Dan juga mengundang komunitas luar kota juga siswa siswi SMK yang memang bidangnya IT terutama pemrograman dan jaringan. "Kali ini kita mengundang pembicara Talkshow dari Jakarta, Pak Onno. Karena Pak Onno memang bidangnya Open Source. Untuk mendukung konsep yang ramai ini kita mengundang UKM Teater Kaplink untuk mengisi acara Release Party ini agar benar-benar jadi sebuah Party Tealinux OS 5.0", ungkapnya.

Ketua umum DOSCOM yaitu Haris Praba Aditya yang mengaku senang dengan kerja tim developer dan konsep acara yang berbeda. "Setiap orang punya mimpi, misalnya saya ingin jika kuliah nanti punya rambut gondrong. Disini impian teman-teman developer adalah Tealinux tetap eksis sampai kapanpun", disambut tawa para audien.

Dilanjut Ayah Edy Mulyanto (Panggilan teman-teman DOSCOM ke pembinanya) yang sangat bangga terhadap kinerja para anggota DOSCOM khususnya untuk para developer Tea Linux OS 5.0 "Kukicha" yang terus menjaga eksistensi Tea Linux OS dari dulu hingga sekarang sudah sampai release untuk yang ke lima kalinya.

Talkshow tentang Wireless Mesh, Pak Onno mengembangkan OS router sendiri. Beliau membuat OS router yang source codenya bisa diambil di website http://wiki.openwrt.org/inbox/mesh.olsr . Beliau menggunakan router jenis Ubiquity dan Buffalo yang mana source codenya di compile di router tersebut. Teori saja tidak cukup, Pak Onno menjelaskan dan mendemokan simulasi pembuatan jaringan mesh dengan menggunakan router yang dibawanya beserta laptop salah satu anak DOSCOM yang sudah dioprek.
Mesh ini tidak butuh akses point, karena setiap host terkoneksi langsung ke seluruh host yang lainnya, Teknologi ini belum berkembang di Indonesia. Pak Onno mengenal Mesh tahun 2005 di Berlin.
Beliau dengan senang hati membagikan buku "XX" kepada audien yang bertanya tentang Mesh lebih dalam.

Pesan dari Pak Onno W. Purbo "Masih sedikit Universitas di Indonesia yang mengembangkan sistem operasi open source. Saya harap untuk kedepannya bagi yang sudah bisa mengembangkan dan menjaga eksistensi sistem operasinya terutama di kampus, bisa membagi ke kampus lain. Karena ini juga untuk kemajuan teknologi di Indonesia juga"

"DOSCOM siap jadi salah satu komunitas yang akan menjaga eksistensi sistem operasi !", kata ketua Umum DOSCOM






Komentar